Sabtu, 16 Maret 2013

Kebo Iwa


Di Bali pada zaman dulu, terdapat pasutri. Mereka kaya, tetapi  mereka belum memiliki anak. Bagi orang Bali pada masa itu, orang yang belum memiliki keturunan adalah orang yang percuma hidupnya. Suatu hari mereka ke Pura Desa. Mereka memohon kepada Yang Maha Kuasa agar diberi keturunan. Waktu pun berlalu. Sang istripun hamil. Betapa gembira mereka. Beberapa bulan kemudian, lahirlah seorang bayi laki-laki.
Bayi itu merengek seakan meminta sesuatu. Sang Ibu kasian mendengar rengekan sang bayi , Ibu kemudian mengambil nasi kukus tersebut dan mencoba untuk diberikan pada sang bayi. Tak disangka bayi tersebut memakan nasi kukus tersebut dengan lahap. Ibu bayi tersebut menampakan keterkejutan yang sangat. Ketika baru lahir, anak tersebut sudah bisa untuk memakan nasi.
Ketika masih bayi pun iya sudah bisa makan makanan orang dewasa. Setiap hari anak itu makin banyak makanya. Anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena itu iya dipanggil dengan nama Kebo Iwa, yang berarti paman kerbau. Kebo Iwa makan dan makan terus dengan rakus. Lama-lama habis lah harta orang tuanya untuk memenuhi selera makannya. Mereka pun tak sanggup lagi memberi makan anaknya.
Dengan berat hati mereka meminta bantuan desa. Sejak itulah segala kebutuhan makan Kebo Iwa ditanggung desa. Penduduk desa kemudian membangun rumah yang sangat besar untuk Kebo Iwa. Mereka pun memasak makanan yang sangat banyak untuk Kebo Iwa. Tapi lama-lama penduduk merasa tidak sanggup untuk menyediakan makanan. Kemudian mereka meminta Kebo Iwa untuk memasak sendiri. Mereka cuma menyediakan bahan mentahnya. Bahan-bahan pangan tersebut diolah oleh Kebo Iwa di Pantai Payan, yang bersebelahan dengan Pantai Soka.
Danau Beratan merupakan tempat dimana Kebo Iwa biasanya membersih kan, walaupun jaraknya cukup jauh namun dengan tubuh besar jarak tidak menjadi masalah baginya, iya bisa mencapai setiap tempat yang diinginkannya di wilayah Bali dengan waktu singkat. Kebo Iwa memang serba besar. Jangkauan kakinya sangat lebar, sehingga iya dapat bepergian dengan cepat. Jika iya ingin minum, Kebo Iwa tinggal menusukkan telunjuknya ke tanah. Sehingga terjadilah sumur kecil yang mengeluarkan air.  
Kemampuan yang luar biasa tersebut, menyebabkan timbul daya tarik tersendiri. Dan kekuatan luar biasa itu, membuat seorang raja yang berkuasa keturunan terahir dari Dinasti Warma Dewa, bernama Sri Astasura Bumi Banten, yang meminta Kebo Iwa menjadi patih. Kebo Iwa diangkat menjadi Patih kerajaan dan saat itu dia mengucapkan Janji selama Kebo Iwa masih bernafas Bali tidak akan pernah dikuasi.

Dengan dukungan dari patih Kebo Iwa yang luar biasa kuat, raja bali berkata bila kerajaannya tidak akan mau ditundukkan oleh Kerajaan Majapahit yang hendak menduduki kerajaan di Bali. Karena kehebatan Kebo Iwa, dia dapat menahan serbuan pasukan Majapahit yang hendak menaklukkan Bali. Semua kapal perang Majapahit ditenggelamkan selagi berada di Selat Bali. Maha Patih Majapahit pun mengatur siasat. Dalam siasat yang diatur, Gajah Mada memberikan pujian kepada kerajaan bali tanpa menimbulkan kecurigaan.
Lantas, Raja Majapahit membujuk Patih kebo Iwa untuk melakukan perjalanan ke Majapahit guna menikahi wanita pilihan raja yang berasal dari Lemah Tulis. Menanggapi tawaran dari Majapahit, Patih Kebo Iwa yang setia terhadap rajanya, memohon petunjuk dan persetujuan dari sang raja. Sang Raja merestui tanpa curiga. Patih Kebo Iwa pun berangkat ke majapahit.
Setibanya di majapahit, Gajah Mada pun meminta Kebo Iwa membuat sumur air yang nantinya akan dipersembahkan pada wanita yang dijanjikan raja. Patih Kebo Iwa ahirnya meluluskan keinginan tersebut. Nampak Patih Kebo Iwa yang sedang mempertimbangkan keinginan tersebut. Kemudian memutuskan untuk membuat sunur. Patih Kebo Iwa segera menciptakan sebuah sumur air.
Dalam waktu yang cukup singkat, sumur telah tergali cukup dalam. Namun belum ada mata air yang keluar. Di atas lubang sumur yang digali oleh Patih Kebo Iwa, para tentara Majapahit terlihat berkerumun, nampak mereka memusatkan perhatian pada Patih Gajah Mada. Seakan mereka menantikan sesuatu perintah. Tiba-tiba Gajah Mada memerintahkan tentara untuk menimbun kebo iwa dengan batu. Seketika itu juga, para tentara menimbun kembali lubang sumur yang sedang dibuat, dengan Patih Kebo Iwa berada di dalamnya.
Para tentara menimbun lubang sumur dengan batu hasil galian itu sendiri, nampak Kebo Iwa sangat terkejut dan berusaha menahan jatuhnya batu. Dalam waktu yang singkat, lubang sumur itupun tertutup rapat. Mengubur seorang pahlawan besar didalamnya. Tiba-tiba timbunan batu melesat ke segala penjuru, menghantam tentara Majapahit. Batu-batu yang ditimbunkan melesat kembali ke angkasa dibarengi dengan teriakan tentara Majapahit yang terhempas batu. Dari dalam sumur, keluar Patih Kebo Iwa, yang ternyata masih terlalu kuat untuk dikalahkan.
Patih Gajah Mada terkejut, melihat Patih Kebo Iwa yang masih perkasa, dan beranjak keluar dari lubang sumur. Patih Kebo Iwa menyerang Patih Gajah Mada kemarahan dan dendam mewarnai pertempuran. Kesaktian Patih Kebo Iwa, sungguh menyulitkan usaha Patih Gajah Mada untuk menundukkannya. Pertempuran antara keduanya masih berlangsung hebat, namun amarah dan dendam Patih Kebo Iwa mulai menyurut.
Mengetahui ke inginan gajah mada untuk menyatukan nusantara maka patih kebo iwa memberi tahukan kelemahanya. Gajah Mada yang paham atas keinginan Kebo Iwa, nampak menghantamkan jurusnya ke batu kapur, batu itupun luluh lantak menjadi serpihan bubuk.


Patih Gajah Mada menyapukan bubuk tersebut ke arah Patih Kebo Iwa dengan ilmunya, bubuk kapur menyelimuti tubuh sang patih. Nampak Patih Kebo Iwa, sesak napasnya oleh karena bubuk kapur tersebut. Kiranya bubuk kapur tersebut membuat olah pernapasan Patih Kebo Iwa menjadi terganggu, hal tersebut mengakibatkan kesaktian tubuh Patih Kebo Iwa menjadi lenyap. Dan sebelum kepergiannya, dengan sisa tenaga yang ada Patih Kebo Iwa mengutarakan apa yang ingin dikatakan untuk terakhir kali. Patih Kebo Iwa : “Kiranya kematianku tidak sia-sia adanya. biarlah nusantara yang kuat bersatu hasil yang pantas atas harga hidupku”.
Patih Gajah Mada dengan raut muka sedih, memberikan jawaban atas perkataan Patih Kebo Iwa. Gajah Mada : “Kepergianmu sebagai tokoh besar akan terkenang dalam sejarah. Sejarah suatu nusantara yang satu dan kuat”. Tak lama setelah mendengar perkataan tersebut, napas terakhirpun pergilah sudah, meninggalkan raga seorang patih tertangguh dalam sejarah Bali. dan pertiwi pun meredup melepas kepergian salah satu putra terbaiknya. Dengan meninggalnya Kebo Iwa, Bali pun dapat dikalahkan Majapahit. Berakhirlah riwayat orang besar yang berjasa pada Pulau Bali.



2 komentar:

  1. http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/hidup-di-air-hingga-musnahnya-nyamuk.html
    http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/film-keluarga-tak-kasat-mata-hadirkan.html
    http://beritamurnivip99.blohttpgspot.com/2017/11/pengabdi-setan-bakal-hantui-as-dan.html
    http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/lama-absen-ariel-tatum-akhirnya-kembali.html
    http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/kagum-ivan-gunawan-pamer-lekuk-tubuh.html
    http://beritamurnivip99.blogspot.com/2017/11/pernikahan-batal-pada-h-7-vanessa-angel.html
    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At Dominovip.com ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - Skype : Vip_Domino
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM
    - No Hp : +855-8173-4523

    BalasHapus
  2. Spade-Ironed Glass Glasses - Tito-Ironed Glasses - Tito-Ironed Glasses
    Use the Tito-Ironed Glasses blue titanium (Tito-Ironed Glasses) titanium for sale made by Tito-Ironed Glasses as titanium hair dye well as Tito-Ironed Glasses samsung galaxy watch 3 titanium in your Glasses and can be shipped infiniti pro rainbow titanium flat iron directly

    BalasHapus